Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun tanpa adanya titik temu yang jelas. Meskipun begitu, strategi diplomasi masih dianggap sebagai kunci untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Menurut sejumlah ahli, strategi diplomasi harus menjadi fokus utama dalam menangani konflik Israel-Palestina. Profesor John Mearsheimer dari Universitas Chicago mengatakan, “Diplomasi merupakan cara terbaik untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.”
Salah satu strategi diplomasi yang dapat digunakan adalah dialog antara kedua belah pihak. Melalui dialog, Israel dan Palestina dapat saling mendengarkan dan mencari solusi bersama. Duta Besar AS untuk Israel, Daniel Shapiro, juga menekankan pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Selain itu, kerjasama antara negara-negara lain juga dapat menjadi strategi diplomasi yang efektif. Menurut Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, “Kerjasama antar negara-negara di kawasan dapat membantu menyelesaikan konflik Israel-Palestina dengan cara yang lebih efektif.”
Namun, dalam menerapkan strategi diplomasi, perlu adanya komitmen yang kuat dari kedua belah pihak. Menurut mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak, “Tanpa adanya komitmen yang kuat dari kedua belah pihak, strategi diplomasi tidak akan berhasil.”
Dalam menghadapi konflik Israel-Palestina, strategi diplomasi harus diutamakan. Dengan adanya upaya diplomasi yang kuat, diharapkan konflik tersebut dapat diselesaikan dan perdamaian dapat tercapai di kawasan tersebut.